Pentingnya Mengetahui Kadar Keasaman Tanah dalam.budidaya tanaman

Kenapa Tanah Perlu kapur seperi Dolomit .
Disamping tanah membutuhkan asupan unsur hara dari bantuan pemupukan, juga untuk menetralkan ph tanah yang asam. Maka pemberian kapur dolomit, kapur pertanian adalah solusi untuk mengurangi keasamaan tanah.
       Ada cara manual atau secara alami kita bisa melihat kadar asam suatu tanah : dengan cara melihat tanaman yang tumbuh di tanah tersebut seperti jika banyak tanaman paku, jenis kayu karamunting, kantung semar, kayu geronggang, serta dilihat dari warna tanah yang biasanya agak hitam kecoklatan serta warna air di pengairannya yang berwarna hitam kecoklataan dan sangat keruh.

untuk keberhasilan budi daya, petani diharapkan  mengetahui kondisi tanah. Salah satu yang sangat penting adalah kadar keasaman tanah (pH).

Pemicu yang menyebabkan pH tanah rendah diantaranya adalah:
• Curah hujan yang tinggi mengakibatkan tercucinya unsur hara pada tanah.
• Adanya unsur Al (aluminium), Cu (tembaga) dan Fe (besi) yang berlebihan.
• Air yang tergenang secara terus menerus pada lahan karena  drainase yang tidak baik.
• Dekomposisi bahan organik yang kurang sempurna.
• Penggunaan pupuk kimia yang berlebihan.
     Secara umum tanah dengan pH rendah merupakan tanah dengan kekurangan kalsium dan magnesium.

Cara sederhana mengetahui pH tanah di lahan apakah asam atau tidak, cukup dengan melihat apakah di lahan tersebut terdapat tumbuhan Melastoma malabathricumata atau tanaman karamunting.

Jika tanaman tersebut tumbuh, maka mengindikasikan lahan tersebut memiliki pH tanah yang asam atau pH di bawah 7.

Bisa juga dengan menggunakan kunyit yang dipotong menjadi dua bagian.


Sampel tanah diambil dari lahan . Kemudian diaduk secara merata dan dibasahi dengan air. Kunyit yang sudah dipotong dimasukkan ke dalam tanah yang sudah dibasahi lebih kurang 30 menit.

Jika warna kunyit menjadi pudar, maka dapat dipastikan lahan tersebut memiliki kadar keasaman yang tinggi.
Atau  pH di bawah 7.

Jika warna kunyit tetap, pH tanahnya netral, mendekati 7.

Menggunakan kertas lakmus atau pH indikator, dengan mengambil sampel tanah dari empat titik dari empat sudut titik di lahan ditambah satu titik dari tengah lahan, kemudian dicampur rata.


Selanjutnya dicampur dan diaduk merata menggunakan air, dengan perbandingan 1:1. Dibiarkan selama 15 menit, sehingga air dan tanahnya mengendap dalam wadah gelas. Lalu ujung kertas lakmus dimasukkan selama 1 menit.

Usahakan jangan mengenai tanah. Setelah warna kertas lakmus stabil segera angkat. Lalu dicocokkan warna yang ada pada kertas lakmus dengan bagan warna.

Menggunakan pH meter, dengan memasukkan ujung alat pH meter pada keempat ujung titik lahan ditambah satu titik dari tengah lahan. Hasil yang diperoleh langsung dalam bentuk angka yang sudah dirata-ratakan. Skala keasaman tanah bisa dilihat secara langsung, sehingga mempermudah pemberian dosis dolomit atau kapur pada lahan.

Bagaimana cara memperbaiki tanah yang Asam?
Kaptan (kapur pertanian) atau dolomit penting untuk diberikan pada saat olah tanah karena sebagian besar kondisi tanah atau lahan pertanian itu sendiri memiliki kecenderungan untuk menjadi lebih asam karena berbagai faktor.

Apa Itu Kaptan?
Kaptan atau kapur pertanian, adalah kondisioner tanah untuk menurunkan derajat keasaman yang terbuat dari batuan kapur yang telah diolah atau dihancurkan terlebih dahulu menjadi debu atau kadang disebut juga kapur dolomit.

Ada tiga bentuk kapur pertanian (Kaptan) yang pada umumnya digunakan oleh petani untuk mengatasi masalah tanah asam, yaitu:
• Kapur Tohor
yaitu jenis kapur yang pembuatannya melaui proses pembakaran. Kapur ini sering disebut dengan kapur prtanian. Secara ilmiah kapur ini disebut calsium oksida (CaO).

• Kapur tembok.
Merupakan jenis kapur hasil pembakaran pada kapur tohor, yang kemudian ditambahkan dengan air yang dalam bahasa kimianya disebut calsium hidroksida.

• Kapur karbonat.
Merupakan kapur yang bukan melaui proses pembakaran tetapi digiling langsung, kapur karbonat ini ada dua macam, yaitu kalsit dan dolomit. Untuk kapur kalsit mengandung kalsium oksida 47%, dan kalsium karbonatnya 85%. Sementara untuk dolomit mengandung kalsium oksida dan magnesium oksida 47% serta kalsium karbonat dan magnesium karbonatnya 85%.

Dari ketiga jenis di atas, dolomit dan kalsit lah yang banyak digunakan petani, sehingga keduanya lebih banyak dikenal sebagai kapur pertanian (Kaptan).

Meskipun penggunaan kapur pertanian dapat meningkatkan kesuburan serta mengurangi keasaman tanah juga efisiensi penggunaan pupuk. Namun sejauh ini masih banyak petani-petani di Indonesia yang masih belum mengetahui serta mengaplikasikan untuk lahan pertaniannya.

Berikut merupakan anjuran penggunaan kaptan yang sudah disesuaikan dengan pH tanah(Lihat Tabel).

Untuk penambahan jumlah kapur dapat dilakukan dengan cara perhitungan:

Bila diketahui Ph tanah 4,5 sedang ph yang diinginkan adalah 6, maka 6-4,5=1,5. Kemudian dari tabel terlihat kebutuhan dolomit pada selisih ph 1,5 akan diperoleh pemberian kapur pertanian 5,23 Ton/ha. Penambahan selanjutnya dapat dilakukan lagi setelah 3-5 tahun.

Manfaat dan Kegunaan Kapur Pertanian :
• Meningkatkan pH tanah menjadi netral
• Meningkatkan ketersedian unsur hara dalam tanah sehingga mudah diserap tanaman
• menetralisir senyawa-senyawa beracun, baik organik maupun an-organik
• meningkatkan populasi & aktivitas mikro organisme tanah yang sangat menguntungkan terhadap ketersediaan hara tanah
• Meningkatkan produksi dan mutu hasil panen


Comments

Popular posts from this blog

Buah Langka (palasit) Hutan Kalimantan

JENIS DAN CIRI TANAMAN YANG BISA DIBUAHKAN DALAM POT