Manugal (Bercocok tanam padi) di lahan kering
Menanam padi di lahan kering biasa masyarakat pedalaman kalimantan menyebutnya dengan istilah " Manugal " yaitu bertanam padi dengan alat terbuat dari kayu ulin atau dalam bahasa dayak ngaju "tabalien" atau kayu balian.
Kayu ini adalah kayu yang sangat keras dan tahan sampai ratusan tahun tidak dimakan rayap dan kukuh, didapatkannya pun biasa di hutan yang sangat lebat dan pada kaki bukit atau hutan rimba.
Kayu tugal ujungnya dibuat runcing yang berguna untuk Membuat lobang pada lahan yang akan ditanami padi.
Dalam tradisi manugal biasa masyarakat bergotong royong yang dikenal dalam bahasa dayak " handep" saling bantu membantu satu sama lain sesesama masyarakat yang berladang.
Dalam tradisi manugal biasa masyarakat bergotong royong yang dikenal dalam bahasa dayak " handep" saling bantu membantu satu sama lain sesesama masyarakat yang berladang.
Dalam kebiasannya masyarakat dayak kalimantan dikenal juga istilah "hajamuk" dalam tradisi bertanam padi lahan kering. Hajamuk biasanya digunakan adalah abu hasil bakaran lahan dan di pupurkan atau di oleskan ke wajah sesama para panugal padi yang menjadikan suasana semakin meriah dan dalam suasana keakraban dan kekeluargaan sehingga menjadi suasana yang indah dan ramai.
Seiring perkembangan zaman dan masuknya budaya dan kemajuan dari luar tradisi seperti ini semakin memudar dan jarang jarang lagi dilakukan.
Tapi alangkah baiknya tradisi ini bisa digalakan lagi untuk menjaga kelangsungan budaya gotong -royong.
Comments
Post a Comment