Tanaman liar hutan gambut borneo Kantung semar (nephentes.sp) dan karamunting(ochthocharis bornensis Bl)
Karamunting (Ochthocharis bornensis Bl.)
Karamunting (Ochthocharis bornensis Bl.)
a. Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Myrtales
Famili : Melastomataceae
Genus : Ochthocharis
Spesies : Ochthocharis bornensis Bl.
Karamunting (Melastoma malabathricum) adalah tumbuhan yang tumbuh liar pada tempat yang mendapat sinar matahari yang cukup, seperti di lereng gunung, semak belukar, lapangan yang tidak terlalu gersang. Tumbuhan ini biasanya ditemukan sampai pada ketinggian 1.650 meter di atas permukaan laut. Ciri-ciri
termasuk dalam kelompok perdu, daun tunggal, bangun elips memanjang sampai lonjonng, duduk daun berhadapan bersilang, permukaan daun berambut bila diraba terasa kasar, pangkal daun membulat, tepi daun rata, ujung daun meruncing. Bunga termasuk bunga majemuk berwarna ungu kemerah-merahan, buahnya dapat dimakan mempunyai biji berukuran kecil.
Tumbuhan yang memiliki family Melastomataceae ini ternyata juga bisa di jadikan sebagai penetral racun . Bagian yang digunakan adalah daun, buah, biji dan akar. Selain itu karamunting juga bisa digunakan untuk mengobati beberapa macam penyakit seperti gangguan pencernaan (dispepsi), disentri basiler, diare, hepatitis, kepiutihan(leukorea), sarian , haid, wasir darah, pendarahan rahim, berak darah, radang dinding pembuluh darah, pembekuan (tromboangitis). Komposisi sifat kimiawi dan efek farmakologis daun karamunting sangat pahit. Kandungan kimia daun karamunting mengandung saponin, flafonoida dan tannin.
b. Morfologi karamunting
a. Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Myrtales
Famili : Melastomataceae
Genus : Ochthocharis
Spesies : Ochthocharis bornensis Bl.
Karamunting (Melastoma malabathricum) adalah tumbuhan yang tumbuh liar pada tempat yang mendapat sinar matahari yang cukup, seperti di lereng gunung, semak belukar, lapangan yang tidak terlalu gersang. Tumbuhan ini biasanya ditemukan sampai pada ketinggian 1.650 meter di atas permukaan laut. Ciri-ciri
termasuk dalam kelompok perdu, daun tunggal, bangun elips memanjang sampai lonjonng, duduk daun berhadapan bersilang, permukaan daun berambut bila diraba terasa kasar, pangkal daun membulat, tepi daun rata, ujung daun meruncing. Bunga termasuk bunga majemuk berwarna ungu kemerah-merahan, buahnya dapat dimakan mempunyai biji berukuran kecil.
Tumbuhan yang memiliki family Melastomataceae ini ternyata juga bisa di jadikan sebagai penetral racun . Bagian yang digunakan adalah daun, buah, biji dan akar. Selain itu karamunting juga bisa digunakan untuk mengobati beberapa macam penyakit seperti gangguan pencernaan (dispepsi), disentri basiler, diare, hepatitis, kepiutihan(leukorea), sarian , haid, wasir darah, pendarahan rahim, berak darah, radang dinding pembuluh darah, pembekuan (tromboangitis). Komposisi sifat kimiawi dan efek farmakologis daun karamunting sangat pahit. Kandungan kimia daun karamunting mengandung saponin, flafonoida dan tannin.
b. Morfologi karamunting
Gambar: karamunting (Melastoma sp)
Karamunting tumbuh seperti semak-semak. Menjelang matang, warna buah yang semula berwarna hijau menjadi merah kecokelatan sampai hitam dan bisa dikosumsi.
Di daerah pegunungan Himalaya, tanaman Karamunting digunakan dan dipercaya sebagai pagar pemutus api jika terjadi kebakaran hutan.
Di Indonesia, selain sebagai obat, kandungan “tannin” didalam akar Karamunting atau zat warna Karamunting digunakan sebagai pewarna hitam dan telah digunakan untuk menghitamkan gigi dan alis.
A. Manfaat karamunting
Secara farmakologi, Karamunting mempunyai 3 manfaat:
- Hemostasia
Buah Karamunting menunjukkan efek hemostatik dalam saluran pencernaan bagian atas dan melawan Metrorrhagia penyebab pendarahan pada wanita. Akar Karamunting juga bisa meningkatkan jumlah trombosit, meningkatkan tingkat fibrinogen, dan otot kontrak pembuluh darah halus.
- Efek adaptif
Buah Karamunting meningkatkan tingkat hemoglobin dan jumlah sel darah merah. Hal ini juga meningkatkan antianoxic, rasa dingin dan kemampuan melawan kelelahan organisme.
- Anti-bakteri
Dalam sebuah penelitian menunjukkan bahwa buah Karamunting dan ekstrak akar menghambat Staphylococcus aureus penyebab nanah. Karamunting juga menghambat E. coli dan Staphylococcus aureus.
Karamunting sendiri sudah diteliti secara luas, diantaranya oleh Universitas Pertanian China Selatan di RRC, Universitas Groningen di Belanda, Universitas Prince Songkla di Thailand, Institut Teknologi Bandung di Bandung dan Universitas Andalas di Padang -dua universitas terakhir berasal dari Indonesia. Sumber Net..
Tanaman Kantung Semar Nephentes clipeata,
Merupakan suatu jenis tanaman yang tumbuh merambat biasanya hidup di hutan dengan belukar yang masih rapat, kebanyakan tumbuh pada dataran rendah sampai tinggi, jenis yang di temukan kantung semar berwarna agak merah dan tumbuh pada tanah dengan PH asam atau pada lahan bergambut yang disekelilingnya di tumbuhi tanaman paku.
Pada tanaman kantung semar mempunyai keunikan yaitu memiliki kantong yang berfungsi sebagai alat untuk menangkap mangsa seperti serangga dan semut serta binatang kecil lainya yang dimungkinkan sebagai makanan dari jenis tumbuhan ini, serta dapat menampung air hujan ketika masuk kedalam kantong tanaman jenis katong semar ini.
Tanaman kantung semar dapat beradaptasi dengan lingkungan walaupun tanah berair jenis tanaman ini mampu hidup serta tanah yang agak masam sekalipun.
Tanaman Kantung Semar Pulau Kalimantan (Borneo) menjadi pulau dengan jumlah spesies kantong semar terbanyak kedua setelah Sumatera. Di pulau ini terdapat 36 jenis kantong semar alam. Baik yang endemik (tersebar di seluruh wilayah Kalimantan maupun zona-zona tertentu) maupun non-endemik. Di Kalimantan setiap suku memiliki istilah sendiri untuk menyebut Nepenthes sp. Suku Dayak Katingan menyebutnya sebagai ketupat napu, suku Dayak Bakumpai dengan telep ujung, sedangkan suku Dayak Tunjung menyebutnya dengan selo bengongong yang artinya sarang serangga (Mansur, 2006).
a. Penyebaran Kantong semar tumbuh dan tersebar mulai dari Australia bagian utara, Asia Tenggara, hingga Cina bagian Selatan. Indonesia sendiri memiliki Pulau Kalimantan dan Sumatera sebagai surga habitat tanaman ini. Dari 64 jenis yang hidup di Indonesia, 32 jenis diketahui terdapat di Borneo (Kalimantan, Serawak, Sabah, dan Brunei) sebagai pusat penyebaran kantong semar. Pulau Sumatera menempati urutan kedua dengan 29 jenis yang sudah berhasil diidentifikasi. Salah satunya adalah Nephentes clipeata, spesies ini merupakan jenis endemik.
Pada tanaman kantung semar mempunyai keunikan yaitu memiliki kantong yang berfungsi sebagai alat untuk menangkap mangsa seperti serangga dan semut serta binatang kecil lainya yang dimungkinkan sebagai makanan dari jenis tumbuhan ini, serta dapat menampung air hujan ketika masuk kedalam kantong tanaman jenis katong semar ini.
Tanaman kantung semar dapat beradaptasi dengan lingkungan walaupun tanah berair jenis tanaman ini mampu hidup serta tanah yang agak masam sekalipun.
Tanaman Kantung Semar Pulau Kalimantan (Borneo) menjadi pulau dengan jumlah spesies kantong semar terbanyak kedua setelah Sumatera. Di pulau ini terdapat 36 jenis kantong semar alam. Baik yang endemik (tersebar di seluruh wilayah Kalimantan maupun zona-zona tertentu) maupun non-endemik. Di Kalimantan setiap suku memiliki istilah sendiri untuk menyebut Nepenthes sp. Suku Dayak Katingan menyebutnya sebagai ketupat napu, suku Dayak Bakumpai dengan telep ujung, sedangkan suku Dayak Tunjung menyebutnya dengan selo bengongong yang artinya sarang serangga (Mansur, 2006).
a. Penyebaran Kantong semar tumbuh dan tersebar mulai dari Australia bagian utara, Asia Tenggara, hingga Cina bagian Selatan. Indonesia sendiri memiliki Pulau Kalimantan dan Sumatera sebagai surga habitat tanaman ini. Dari 64 jenis yang hidup di Indonesia, 32 jenis diketahui terdapat di Borneo (Kalimantan, Serawak, Sabah, dan Brunei) sebagai pusat penyebaran kantong semar. Pulau Sumatera menempati urutan kedua dengan 29 jenis yang sudah berhasil diidentifikasi. Salah satunya adalah Nephentes clipeata, spesies ini merupakan jenis endemik.
Kantong atas dari Nepenthes edwardsiana
Klasifikasi ilmiah
Kingdom:
Plantae
Plantae
Divisi:
Magnoliophyta
Magnoliophyta
Kelas:
Magnoliopsida
Magnoliopsida
Ordo:
Caryophyllales
Caryophyllales
Famili:
Nepenthaceae Dumort. (1829)
Nepenthaceae Dumort. (1829)
Genus:
Nepenthes L. (1753)
Nepenthes L. (1753)
Genus Nepenthes (Kantong semar, bahasa Inggris: Tropical pitcher plant), yang termasuk dalam familia monotipik, terdiri dari 130 spesies dan belum termasuk hibrida alami maupun buatan. Genus ini merupakan tumbuhan karnivora di kawasan tropis.
Ciri fisik
Tumbuhan ini dapat mencapai tinggi 15–20 m dengan cara memanjat tanaman lainnya, walaupun ada beberapa spesies yang tidak memanjat. Pada ujung daun terdapat sulur yang dapat termodifikasi membentuk kantong, yaitu alat perangkap yang digunakan untuk memakan mangsanya (misalnya serangga, pacet, anak kodok) yang masuk ke dalam.
Pada umumnya, Nepenthes memiliki tiga macam bentuk kantong, yaitu kantong atas, kantong bawah, dan kantong roset. Kantong atas adalah kantong dari tanaman dewasa, biasanya berbentuk corong atau silinder, tidak memiliki sayap, tidak mempunyai warna yang menarik, bagian sulur menghadap ke belakang dan dapat melilit ranting tanaman lain, kantong atas lebih sering menangkap hewan yang terbang seperti nyamuk atau lalat, kantong jenis ini jarang bahkan tidak ditemui pada beberapa spesies, contohnya N. ampullaria. Kantong bawah adalah kantong yang dihasilkan pada bagian tanaman muda yang biasanya tergelatak di atas tanah, memiliki dua sayap yang berfungsi sebagai alat bantu bagi serangga tanah seperti semut untuk memanjat mulut kantong dan akhirnya tercebur dalam cairan berenzim di dalamnya, adapun kantong roset, memiliki bentuk yang sama seperti kantong bawah, namun kantong roset tumbuh pada bagian daun berbentuk roset, contoh spesies yang memiliki kantong jenis ini adalah N. ampullaria dan N. gracilis. Beberapa tanaman terkadang mengeluarkan kantong tengah yang berbentuk seperti campuran kantong bawah dan kantong atas.
Habitat
Tanaman ini memiliki penyebaran yang sangat luas dari pinggir pantai sampai dataran tinggi, karena inilah nepenthes dibagi dalam dua jenis yaitu jenis dataran tinggi dan jenis dataran rendah, walau kebanyakan spesies tumbuh di dataran tinggi. Spesies yang tercatat tumbuh di ketinggian paling tinggi adalah N. lamii yaitu di ketinggian 3,520 m.[1][3]
Sumber Anonimus , Dari Wikipedia bahasa Indonesia
Kebanyakan spesies tumbuh di tempat dengan kelembaban tinggi dan cahaya dengan tingkat menengah hingga tinggi. Beberapa spesies seperti N. ampullaria tumbuh di tempat yang teduh dengan tidak terlalu banyak cahaya, sedangkan N. mirabilis tumbuh ditempat yang terbuka dengan cahaya yang berlimpah. Tanah tempat tumbuh nepenthes biasanya miskin hara dan asam. Beberapa spesies tumbuh di tempat yang sangat beracun bagi tanaman lain seperti N. rajah yang tumbuh pada tanah dengan kandungan logam berat dan N. albomarginata yang tumbuh pada pantai berpasir di zona yang terkena siraman air laut, beberapa spesies tumbuh epifit seperti N. inermis yang tumbuh tanpa bersentuhan dengan tanah.[1]
Simbiosis dengan kelelawar
Kelelawar berbulu wol (genus Kerivoula) diketahui bersimbiosis dengan kantong semar. kelelawar tersebut tidur di dalamnya sambil melindungi diri dari serangga yang akan tergelincir jatuh ke dalam kantong semar. Selain itu, kotoran kelelawar juga bernutrisi bagi kantong semar.[4]
Sumber Anonimus, Ensiklopedia Indonesia
Sumber Net,
Comments
Post a Comment